Cerpen; Pelupuk Mata Bapak Entah, pagi itu begitu bersimbah cahaya. Silau, menderang. Mentari yang berselendang oranye di sisi timur, begitu manja menggeraikan sobekan awan gemawannya. Bulatannya yang belum sempurna seolah-olah berusaha meniru pelupuk mata yang jentik bulunya, ingin diperhatikan. “Tapi, Bapak sudah udzur…” begitu ucap lembut suamiku, Mas Irham, ketika ia duduk dan menggeletakkan tangannya […]
from Rosediana Diary https://ift.tt/3oZp1M2
via IFTTT
No comments:
Post a Comment