Friday 21 May 2021

Menyambut Automasi dalam Proses Manufaktur

MAJALAH ICT – Jakarta. Industri manufaktur sangat terpengaruh oleh disrupsi terhadap proses bisnis selama pandemi. Proses automasi yang sebelumnya telah mulai berjalan ternyata tidak cukup untuk menanggulangi skala disrupsi tersebut, sehingga mendesak para pemimpin untuk mempercepat digitalisasi pada proses bisnis dari hulu ke hilir dan sistem tersekat-sekat yang tersebar di berbagai wilayah. Survei yang baru-baru ini dilakukan Kofax[1] terhadap para pengambil keputusan TI mengungkap bahwa hanya 8% responden APAC yang telah sepenuhnya mengautomasi proses manufaktur produk dan jasa perusahaan mereka.

Automasi proses berbasis kertas (termasuk pemindaian barcode) dan bongkar muat produk, serta  pemanfaatan kapabilitas analitik mutakhir dapat membantu perusahaan manufaktur menghemat biaya, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperoleh wawasan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Ini juga penting untuk memastikan keamanan dan produktivitas karyawan dalam situasi saat ini.

Perkembangan Automasi di Asia Pasifik

Perjalanan digitalisasi sebagian besar perusahaan manufaktur dimulai dengan penerapan automasi proses robotik (Robotic Process Automation/RPA) yang memanfaatkan robot perangkat lunak untuk mengautomasi proses manual dan membantu karyawan menyelesaikan pekerjaan. Penelitian menunjukkan bahwa RPA mampu meningkatkan produktivitas, pendapatan, kualitas, kecepatan, kepuasan pelanggan, dan posisi pasar perusahaan yang telah mengambil langkah pertama ini. Menurut GlobalData, Asia Pasifik siap memimpin pertumbuhan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), seiring meningkatnya pemanfaatan RPA pada sektor manufaktur di kawasan ini akibat keterbatasan yang dipicu oleh COVID-19.

Dalam iklim saat ini, perusahaan manufaktur di Asia Pasifik harus memanfaatkan kontribusi positif investasi RPA dan menskalakannya ke seluruh bagian perusahaan. Hal ini akan membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat terhadap industri yang berkembang pesat sekaligus menawarkan nilai lebih kepada pelanggan melalui layanan inovatif. Penelitian IHS Markit menunjukkan bahwa sektor manufaktur di kawasan ini mengalami kebangkitan secara signifikan sejak akhir 2020, dengan produksi yang diperkirakan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan GDP. Di antara negara-negara di kawasan ini, Singapura paling siap memimpin penerapan teknologi Industri 4.0 untuk mendukung kegiatan manufaktur, yang antara lain meliputi bidang elektronik, farmasi, dan peralatan medis.

Prospek Sektor Manufaktur Asia

Di Vietnam, sektor manufaktur dan pemrosesan memimpin sektor lainnya dari segi investasi asing dengan menyumbangkan 46% dari total modal investasi tercatat pada 2020. Semakin banyak negara yang memindahkan basis operasi mereka ke Vietnam, sehingga berbagai inefisiensi seperti kemacetan infrastruktur dan kekurangan lahan akan kian terekspos jika perusahaan manufaktur tidak sigap menopang pertumbuhan industri. Automasi akan menjadi keharusan bagi sektor ini agar mampu mengikuti perkembangan.

Banyak pekerjaan di sektor manufaktur yang mencakup tugas repetitif, misalnya pengumpulan data. Indonesia, negara terdepan lainnya di bidang manufaktur dengan latar ekonomi yang kuat, bertekad untuk mentransformasi perekonomian Industri 4.0 di negaranya. Penelitian McKinsey[2] mencatat bahwa 16% dari total jam kerja dapat diautomasi pada 2030 nanti, sehingga berpotensi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan PDB yang berujung pada meningkatnya pemasukan bagi tenaga kerja Indonesia dan peluang pasar bagi perusahaan Indonesia.

Kehadiran automasi cerdas juga diikuti oleh solusi platform automasi yang dapat diskalakan, yang menggabungkan automasi pelengkap berkode rendah dan dapat dihubungkan dengan produk atau sistem lain, sehingga perusahaan dapat mewujudkan automasi di seluruh bagian perusahaan dengan menerapkan rangkaian teknologi yang paling sesuai dengan alur kerja.

Mengambil Langkah Berikutnya bersama Automasi Cerdas

Untuk langkah selanjutnya dalam proses automasi, perusahaan manufaktur membutuhkan platform untuk menyederhanakan tugas karyawan, proses bisnis, dan sistem teknologi, sekaligus mendorong berjalannya keseluruhan usaha secara lebih cerdas. Platform ini dapat menyalurkan data ke unit-unit usaha terkait serta pemangku kepentingan di luar perusahaan. Situs web, portal, dan sistem pendukung perencanaan penawaran dan permintaan, pemrosesan pesanan, pelacakan dan pemrosesan inventaris, serta pemantauan kontrak yang terhubung akan membuat hubungan antara karyawan dengan pelanggan semakin baik dan menghadirkan pengalaman berkualitas tinggi. Pemanfaatan platform automasi di lingkungan perusahaan juga dapat menghemat waktu yang dialokasikan tim TI untuk membangun dan mendukung integrasi sistem baru seiring berubahnya bisnis dan diterapkannya teknologi baru. Masalah keamanan dan kepatuhan juga akan lebih mudah terdeteksi pada platform automasi.

Automasi pekerjaan manual dapat memberikan manfaat besar dan menyeluruh bagi perusahaan. Perubahan sekecil apa pun dapat berdampak besar di situasi seperti saat ini—khususnya pada sektor manufaktur, yang mengandalkan volume data yang besar serta koordinasi antara sejumlah proses dan sistem untuk dapat beroperasi dengan lancar. Membebaskan karyawan dari pekerjaan manual agar dapat memusatkan perhatian pada layanan pelanggan dan agenda inovasi perusahaan akan sangat bermanfaat untuk jangka panjang.

 

 



No comments:

Post a Comment