Monday 21 January 2019

Ini Upaya Facebook Dukung Pemilihan Umum yang Berintegritas di Indonesia

MAJALAH ICT – Jakarta. Facebook dan seluruh aplikasinya, seperti Instagram dan WhatsApp, memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi kekuatan positif bagi demokrasi di seluruh dunia. Facebook dan seluruh aplikasinya menyediakan tempat bersuara bagi seluruh orang dengan beragam usia dan pandangan politik, mendukung proses pertukaran ide yang sehat, serta menjadikan pemimpin lebih bertanggung jawab kepada timnya.

Dalam diskusi “Election Integrity ‘Pemuda Memilih’ di Menteng Room, Hotel Pullman Thamrin Jakarta, Director, Global Politic & Government Outreach, Facebook Katie Harbath menyampaikan, phakna sadar bahwa ada beberapa orang yang ingin menggunakan platform kami secara tidak bertanggung jawab dan mengganggu jalannya proses demokrasi. Kami berkomitmen untuk mencegah hal ini terjadi, dan kami akan melakukan serangkaian langkah untuk menjaga integritas pemilu di seluruh dunia.

“Kami menambah jumlah karyawan menjadi 20.000 orang untuk menangani isu-isu mengenai keamanan di seluruh dunia, mendedikasikan tim untuk mengawal jalannya pemilu di seluruh dunia, serta membantu mendeteksi pelanggaran dan pelaku kejahatan di Facebook,” katanya.

Dijelaskan Katie, beberapa hal dilakukan Facebook dalam mendukung pemilihan umum yang berintegritas. Seperti dalam mengurangi penyebaran berita palsu. “Kami memahami bahwa orang ingin melihat berita yang akurat di Facebook, begitupula dengan kami. Kami juga mengerti bahwa misinformasi itu berbahaya bagi komunitas, terutama saat pemilu berlangsung. Kami tidak akan bisa melawan berita palsu sendirian, karena kami percaya hal itu membutuhkan sinergi dari beberapa sektor, seperti industri, akademik, lingkungan masyarakat, dan pemerintahan, tapi kami juga berkomitmen untuk menjalankan peran kami. Itulah sebabnya kami bekerja keras melawan penyebaran berita palsu di platform ini dengan menggabungkan teknologi dan peninjauan manusia, dan membekali komunitas kami agar mampu mengenali informasi yang salah,” katanya.

Adapun upaya yang fokus dilakukan adalah dengan third-party fact checking (Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga). “Third-Party Fact-Checking (Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga) adalah salah satu cara kami melawan misinformasi melalui kemitraan dengan tim pemeriksa fakta yang telah disertifikasi oleh Poynter, jaringan pemeriksa fakta internasional yang tidak berpihak terhadap satu kelompok/golongan. Inilah cara kami bekerja dengan tim pemeriksa fakta, menggunakan kombinasi teknologi dan peninjauan oleh manusia untuk mendeteksi dan mengurangi distribusi berita palsu di Facebook,” jelasnya.

Facebook juga menggunakan sinyal, termasuk feedback dari para pengguna Facebook dan headline yang bersifat sensasional (clickbait sensationalist), untuk memprediksi kebohongan dari sebuah berita. Adapun mitra pemeriksa fakta pihak ketiga kami di Indonesia saat ini adalah Tirto.id, AFP, Liputan6, Kompas, Tempo, dan Mafindo.

“Jika tim pemeriksa fakta mengidentifikasi suatu berita sebagai berita palsu, kami akan mengurangi distribusi/penyebaran berita tersebut di Kabar Beranda – menurunkan potensinya untuk terbaca hingga 80%. Halaman dan domain yang kerap kali membagikan berita palsu juga akan dikurangi penyebaran beritanya dan kemampuan mereka untuk monetize dan beriklan akan dihilangkan,” ujarnya.

Disampaikan pula, Faecbook ingin juga memberdayakan orang untuk dapat menentukan apa yang ingin mereka baca, percaya, dan bagikan. “Ketika tim pemeriksa fakta pihak ketiga menulis artikel tentang tingkat akurasi sebuah berita, kami menampilkan artikel ini di Related Articles, di bawah Kabar Beranda. Kami juga mengirimkan notifikasi jika ada pengguna yang mencoba membagikan atau telah membagikan berita yang telah dikategorikan berita palsu,” kata Katie.

Selain itu, Facebook juga tidak segan-segan untuk menghapus akun palsu sebab dinilai akun palsu dapat menjadi sumber utama konten yang salah makna dan berbahaya. “Kami berupaya menghapus konten tersebut dari platform kami. Kami memblokir jutaan akun palsu setiap hari, dan kami terus membangun dan mengupdate sistem untuk membuatnya lebih cepat merespon dan melaporkan penyalahgunaan, mendeteksi dan menghapus spam, mengidentifikasi dan menghapus akun palsu, dan mencegah akun dari penyusupan. Kami melakukan penyempurnaan terkini untuk mengenali akun yang otentik lebih mudah dengan mengidentifikasi pola aktivitas – tanpa melakukan penilaian konten dari akun tersebut. Sebagai contoh, sistem kami mungkin mendeteksi konten yang dipost berulang kali, atau kejanggalan dalam jumlah pembuatan konten. Pada kuartal pertama tahun ini, kami menghapus sekitar 753,7 juta akun palsu secara global, yang 97% diantaranya telah kami deteksi bahkan sebelum dilaporkan oleh pengguna,” jelasnya lagi.

Upaya lainnya adalah meningkatkan transparansi Ads dan Page. Ini diklaim sebagai langkah signifikan untuk menciptakan transparansi terhadap iklan dan halaman di Facebook. Setiap pengguna kini dapat melihat iklan yang aktif dari halaman di Facebook. Fitur ini memungkinkan komunitas di dan seluruh dunia, untuk melihat iklan di Facebook, Instagram, Messenger, dan mitra jaringan kami, bahkan jika iklan tersebut tidak ditampilkan khusus untuk pengguna. Seseorang juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang halaman di Facebook, meskipun mereka tidak beriklan. 

Terhadap iklan yang tidak pantas, Facebook mewajibkan komunitasnya untuk mematuhi Community Standards, dan kami bahkan mengatur pengiklan dengan panduan yang lebih ketat. “Kami menggunakan peninjauan mesin dan juga manusia, dan kami mengambil langkah agresif untuk memperkuat keduanya. Meninjau iklan berarti tidak hanya melakukan penilaian terhadap konten, tetapi juga konteks yang ingin disampaikan dan pemirsa yang menjadi target, dan kami mengubah sistem peninjauan iklan kami agar berfokus pada faktor tersebut. Tahun ini, kami telah menambahkan lebih banyak orang ke tim iklan global dan melakukan investasi dalam pembelajaran mesin untuk memahami lebih baik tentang kapan harus menandai dan menurunkan iklan. Tahun lalu, kami menyatakan bahwa kami tidak akan memberi ijin beriklan untuk halaman yang menyebarkan berita palsu di Facebook,” urainya.

Dan terakhir, Facebook juga meyakini memiliki peran penting dalam menciptakan komunitas yang kaya akan informasi, dan membantu orang untuk mengakses informasi yang mereka butuhkan agar dapat ambil bagian dalam proses demokrasi. “Menjelang pemilu, kami akan memberikan pengingat untuk melakukan voting, yang akan muncul dalam bentuk ikon megaphone di bagian atas Kabar Beranda. Selain itu, kami juga berupaya menjaga halaman kandidat dan partai politik dari pembajakan, dan akan mengirimkan informasi keamanan kepada admin halaman tersebut, sekaligus meluncurkan situs web integritas pemilu untuk para kandidat dan partai politik,” pungkasnya.

 



No comments:

Post a Comment