Thursday 23 May 2019

Konten di Media Sosial Lebih Banyak daripada Kemampuan Kita Mengkonsumsinya


MAJALAH ICT – Jakarta. Saat ini media sosial telah menjelma menjadi sarana komunikasi yang penting di masyarakat. Bahkan, suatu isu yang viral di media sosial dapat mempengaruhi kehidupan sosial-politik-ekonomi suatu bangsa. Maka itu, setiap penyaji konten (content creator) turut bertanggung jawab untuk menyajikan konten yang positif, berapapun jumlah pengikutnya.

“Jumlah konten di media sosial jauh lebih banyak ketimbang kemampuan masyarakat kita mengonsumsinya. Jadi setiap pembuat konten harus bertanggung jawab membuat sesuatu yang positif, karena akan bahaya jika malah konten negatif yang menjadi viral,” ungkap Noudhy Valdryno, Politics and Government Outreach Facebook Indonesia, Malaysia and Vietnam saat acara Gathering Positif Bermedia Sosial yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Konten positif tentu diperlukan tak hanya untuk akun pribadi seseorang saja, namun juga untuk akun instansi tertentu. Selain membangun citra positif, konten di Internet juga dapat meluruskan berita-berita yang salah, misinformasi, maupun hoaks tentang instansi tersebut.

Hal ini mendorong Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, yang merupakan putri ke-4 dari Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan GKR Hemas dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat mendirikan Tepas Tandha Yekti sebagai wadah untuk mengelola media sosial Keraton Yogyakarta.

GKR Hayu mengungkapkan bahwa selama ini banyak pihak, khususnya anak muda Yogya, belum mengerti tentang Keraton Yogyakarta itu sendiri. Hal ini menimbulkan banyak informasi yang menyesatkan, karena minimnya informasi yang bisa diakses masyarakat di dalam maupun luar Yogya.

“Sebagai langkah selanjutnya, kami memutuskan untuk membuat media sosial yang bisa mengabarkan berita baik tentang Keraton Yogya, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang warisan budaya keraton,” jelas GKR Hayu.

Warisan budaya keraton seperti manuskrip, obyek museum, wayang, tarian, gendhing dan lain-lain dibuatkan versi digitalnya. Dari sini bisa dibangun juga e-museum. “Serta, kami juga dapat meningkatkan kualitas jaringan informasi internal Keraton Yogya untuk pertanggungjawaban dan transparansi yang efektif dan efisien. Yaitu dengan membuat database Abdi Dalem, katalog pusaka, dan sistem keuangan online,” kata GKR Hayu.

Pertemuan yang mengangkat tema “Positif Bermedia Sosial melalui Pembangunan Karakter yang Berwawasan Budaya Menuju Indonesia Mandiri” ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang kali ini diselenggarakan di Desa Wisata Pulesari, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.

Turut hadir juga dalam event kali ini yakni Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK Nyoman Shuida, Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan Tri Mulyono, Anggota Gugus Tugas Nasional GNRM Tri Mumpuni, dan CEO Good News from Indonesia (GNFI) Wahyu Aji.

 

Loading...



No comments:

Post a Comment