Tuesday 29 October 2019

Generasi Milenial VS Gen Z di Tempat Kerja, Gen Z Lebih Optimistis dan Ambisius Mengejar Prestasi

MAJALAH ICT – Jakarta. Ketika Generasi Z (mereka yang lahir antara tahun 1997-2010) memasuki dunia kerja, sebuah survei baru Korn Ferry (NYSE: KFY) mengenai para profesional dari segala usia, menunjukkan bagaimana generasi tersebut membawa banyak optimisme, memiliki banyak tujuan, dan lebih tahan terhadap tekanan/stress di tempat kerja dibandingkan dengan generasi Milenial (mereka yang lahir antara tahun 1982-1996).

Saat ini Indonesia sedang memasuki era “bonus demografi”, di mana proporsi jumlah penduduk usia produktif berada di atas dua pertiga dari jumlah penduduk keseluruhan. Hal ini didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang menyatakan bahwa era “bonus demografi” akan dialami Indonesia pada periode antara 2020-2030. Pada rentang tahun tersebut jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedangkan 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif. Persentase ini akan semakin ideal saat memasuki masa puncak yaitu antara tahun 2028-2030.

Sebagai dua generasi yang nantinya akan mendominasi pasar tenaga kerja, Gen Z dan Milenial menjadi fokus utama dalam survei yang dilakukan oleh Korn Ferry. Hasil survei menunjukkan bahwa dua pertiga responden (60 persen) percaya bahwa Gen Z lebih optimistis tentang masa depan dibandingkan dengan generasi Milenial. Sementara 53 persen responden mengatakan bahwa Gen Z akan membawa lebih banyak motivasi ke tempat kerja dibandingkan dengan generasi milenial, dan lebih dari 54 persen responden berpendapat bahwa Gen Z lebih menekankan pada apakah pekerjaan mereka memiliki tujuan.

“Gen Z lebih optimistis didukung dengan fakta bahwa generasi tersebut adalah generasi yang baru memasuki dunia kerja profesional dan mereka masih sangat bersemangat dan siap menghadapi segala tantangan yang akan muncul,” kata Melisa Soentoro, Principal, Advisory, Korn Ferry Indonesia. “Aspek lain yang juga mungkin mempengaruhi adalah faktor lingkungan yang membentuk pola pengasuhan tertentu. Kita telah melihat hampir satu dekade kemakmuran, yaitu era di mana Gen Z dibesarkan.”

“Di sisi lain, berdasarkan penelitian kami, generasi Milenial membutuhkan umpan balik yang konsisten, hal tersebut merupakan kunci utama untuk mengelola milenial. Mereka termotivasi oleh kepercayaan kepada para pemimpin dan peluang untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, para pemimpin perusahaan yang memahami perbedaan dalam beragam generasi dapat memupuk kolaborasi yang lebih besar di antara seluruh karyawan untuk mencapai keberhasilan perusahaan,” tambah Melisa.

Kemudian, lebih dari dua pertiga (67 persen) responden survei mengatakan bahwa generasi Milenial lebih merasa tertekan/stress di tempat kerja dibandingkan Gen Z, 58 persen responden mengatakan Milenial lebih termotivasi oleh gaji/kompensasi, dan 65 persen mengatakan Milenial lebih termotivasi oleh proses kenaikan karier mereka yang cepat.

Selain itu di dalam survei, penilaian terhadap responden dilakukan untuk menentukan generasi mana yang lebih memiliki keseimbangan kerja dan kehidupan (work/life balance) dan generasi mana yang lebih mudah diajak bekerja sama.

“Setiap generasi baru yang memasuki dunia kerja membawa atribut yang unik beserta tantangan masing – masing. Sangatlah penting bagi para pemimpin perusahaan untuk memahami apa yang memotivasi semua karyawan untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan mereka setiap hari dan untuk menciptakan budaya di mana semua karyawan merasa didukung dan dihargai,” tutup Melisa.

 

Loading...



No comments:

Post a Comment