Friday 27 August 2021

Lewat Indonesian Women in Tech, Kominfo Tingkatkan Inklusivitas Gender Sektor TIK

MAJALAH ICT – Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyiapkan perempuan Indonesia agar menjadi talenta dalam transformasi digital nasional. Salah satunya dengan menggelar Indonesian Women in Tech “Programming with Python” dalam Program Digital Talent Scholarship Tahun 2021.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto menyatakan pelatihan ditujukan untuk meningkatkan inklusivitas gender di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Itulah kenapa pesertanya harus wanita karena ada ketentuan dalam Sustainable Development Goals (SDG’s) bahwa 30% dari seluruh sektor harus diwakili wanita. Untuk sektor TIK, lewat pelatihan ini akan dapat mendorong wanita menjadi programmer dan menciptakan aplikasi,” jelasnya dalam Inagurasi Pelatihan Indonesian Women in Tech “Programming with Python” yang berlangsung virtual dari Depok, Jawa Barat.

Mengutip laporan Bank Dunia, Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo menyatakan  sampai tahun 2030 dibutuhkan 9 juta talenta digital. Jumlah itu, menurutnya merupakan kebutuhan talenta digital di level terampil dan semi-terampil.

“Kita harus sediakan 9 juta talenta digital termasuk wanita dalam waktu sampai 2030. Sesuai instruksi dan arahan Presiden Joko Widodo harus melakukan tranformasi digital untuk segala hal. Masuk ke era digital di era industri 4.0 dan adanya pandemi menuntut masuk ke ruang digital,” tuturnya.

Pelatihan yang telah berlangsung sejak tanggal 26 Juli hingga tanggal 20 Agustus 2021 bekerja sama dengan Cisco System didukung Vijay Computer Academy dan International Telecommunication UnionTech for Girls.

“Diharapkan dengan pelatihan itu makin banyak wanita yang terlibat dan makin profesional dalam bidang teknologi khususnya pemrograman komputer,” ungkap Hary Budiarto.

Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo menegaskan upaya menyiapkan talenta digital, khususnya perempuan membutuhkan kerja bersama semua pihak.

“Kementerian Kominfo mampu menyiapkan 600 ribu talenta digital, maka dengan itu tidak hanya Kementerian Kominfo tapi juga Kemdibud Ristek, Kementerian Ketenagakerjaan juga Kementerian Perindustrian,” jelasnya.

Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Profesi Hedi M. Idris mendorong agar peserta pelatihan bisa memanfaatkan materi yang telah dipelajari. Menurutnya keterampilan teknis berkaitan dengan pemrograman perlu terus diasah dengan menggunakannya.

Programming harus dilatih terus dan dipakai terua agar tidak lupa, Bisa dengan membuat sesuatu yang menyenangkan dengan membuat game, atau kalau sudah dapat pekerjaan bisa menjadi sumber pendapatan,” ujarnya.

Apresiasi dan Dukungan

Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Slamet Soedarsono menegaskan kembali aspek yang perlu disiapkan untuk mewujudkan transformasi digital.

“Prasyaratnya infrastruktur TIK, jaringan fiber optik itu sama pentingnya dengan soft-infrastructure atau sumberdaya manusia. Bagaimana kapasitasnya bisa kita tingkatkan bersama,” jelasnya.

Menurut Deputi Slamet Soedarsono keberadaan sumberdaya manusia sangat penting untuk mendukung transformasi digital Indonesia. “SDM terutama peran perempuan sangat signifikan agar makin tangguh dan tumbuh di bidang transformasi digital,” tandasnya.

Deputi Bidang Polhuhankam Bappenas menyatakan dalam menyiapkan talenta digital juga membutuhkan peran semua pihak. Oleh karena itu, ia mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo.

“Saya mengapresiasi Kementerian Kominfo menyelenggarakan pelatihan ini. Selamat bagi yang lulus mendapatkan kesempatan untuk go-internasional. Apalagi di dunia digital tidak ada batas geografis agar bisa menjadikan talenta di Inodnesia unggul di dunia global,” ungkapnya.

Pendiri Vijay Computer Academy, Shefali Kapoor Patel  berbagi pengalaman dakam belajar dan mengembangkan diri di bidang TIK. “Kami mendidik ratusan ribu perempuan dan karir mereka dalam TIK dengan kemitraan dengan pemerintah dan dunia usaha. 33 000 orang sudah kami didik, ribuan perempuan muda dari perdesaan dan juga dari penyandang disabilitas,” tuturnya.

Menurutnya, pengembangan talenta perempuan sangat dibutuhkan karena sesuai dengan target dari SDG’s“Misi kami selaras dengan SDGs , yatu meingkatkan ketrampilan TIK di mana sama untuk siapa saja. Kami mengembangkan ekosistem melibatkan berbagai stakeholders, baik yang profit maupun nonprofit. Sejauh ini kami meluluskan 18 ribu, dan akan menyasar 100 ribu perempuan, dari pelatihan di ruang kelas dan dliluar,” ungkapnya.

Pelatihan yang menjadi bagian dari  Thematic Academy (TA) – Digital Talent Scholarship 2021 itu diikuti oleh 500 peserta perempuan dengan sebanyak 371 orang lulus dengan hasil baik. Pada akhir pelatihan peserta membuat game project sederhana dengan bahasa pemrograman Phyton.

Dalam acara Inagurasi ditampilkan 5 game terbaik yang mampu dihasilkan peserta dalam waktu 2 minggu. Hadir sebagai sebagai juri, Kepala PDSI Kementerian Kominfo Irawati Tjipto; Sekretaris Kedeputian Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dewi Respatiningsih;  Senior Advisor on Coordination International Telecommunication Union, Puji Pujiono; dan  Area Academy Manager Cisco System Indonesia, Adri Gautama. Juri memberikan komentar dan masukan terhadap hasil karya peserta serta memilih 3 karya terbaik.

 



No comments:

Post a Comment