Monday 25 November 2019

Indonesia Berhasil Memperjuangkan Perpanjangan Penggunaan Slot Orbit Satelit PALAPA -C1-B (113 BT), GARUDA-2 (123 BT) dan PSN-146E (146 BT)

MAJALAH ICT – Jakarta. Setelah melalui proses pembahasan yang panjang dari level sub working group, working group dan Committee,  Chairman World Radiocommunications Conference 2019 (WRC-19) akhirnya membacakan keputusan sidang WRC-19 pada Pleno ke-12 WRC-19 mengenai persetujuan Sidang WRC-19 untuk perpanjangan masa regulatori untuk filing satelit PSN-146E di slot orbit 146 BT dan filing satelit GARUDA-2 di slot orbit 123 BT. Sebelumnya, keputusan yang sama telah dibacakan oleh Chairman WRC-19 pada sidang pleno ke-10 pada tanggal 20 November 2019 untuk persetujuan perpanjangan filing satelit Indonesia lainnya, PALAPA-C1-B di slot orbit 113 BT. Keputusan tersebut diambil berdasarkan persetujuan seluruh negara anggota ITU setelah Delegasi Indonesia berhasil meyakinkan semua negara anggota ITU mengenai pentingnya filing satelit tersebut bagi Indonesia dan berhasil merundingkan masalah koordinasi satelit dengan negara yang terdampak dengan filing satelit Indonesia tersebut seperti Australia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Malaysia, Luksemburg, Inggris, Perancis, Jepang, Republik Korea, Belanda, India, dan Papua Nugini.

Sidang WRC merupakan sidang yang dilaksanakan secara berkala oleh ITU setiap 3-4 tahun untuk menyusun aturan dan rencana internasional mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio di masa depan serta menyusun peraturan internasional mengenai penggunaan orbit satelit. Hasil sidang WRC akan diadopsi dalam Peraturan Radio ITU yang menjadi acuan perencanaan penggunaan frekuensi radio nasional di Indonesia. Sidang WRC-19 kali ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober – 22 November 2019 di Sharm El-Sheikh, Mesir. Agenda yang dibahas dalam sidang WRC-19 mencakup perencanaan frekuensi radio untuk keperluan seluler/IMT, satelit, penerbangan, maritim, kereta api, penginderaan jauh, HAPS, RLAN, serta regulasi penggunaan slot orbit untuk satelit di Geostationary Orbit (GSO) maupun Non-GSO.

Dalam sidang WRC-19 ini, Indonesia mengajukan beberapa proposal mengenai rencana penggunaan frekuensi radio dan aturan penggunaan slot orbit. Salah satu proposal yang strategis bagi Indonesia adalah proposal mengenai permintaan agar Indonesia diberi perpanjangan masa regulasi 3 filing satelit Indonesia, yaitu PALAPA-C1-B (113BT) pada frekuensi Ku band, GARUDA-2 (123 BT) pada frekuensi L band, dan PSN-146E (146BT) pada frekuensi Ka band. Ketiga filing satelit ini sangat penting bagi Indonesia karena akan  digunakan untuk menempatkan dan mengoperasikan satelit Indonesia untuk mendukung program penyediaan layanan komunikasi broadband bagi masyarakat Indonesia. Filing satelit PALAPA-C1-B di slot orbit 113BT akan digunakan untuk menempatkan satelit Nusantara Dua yang akan diluncurkan tahun 2020. Filing satelit PSN-146E di slot orbit 146BT akan digunakan untuk menempatkan satelit SATRIA milik BAKTI Kemkominfo yang akan diluncurkan pada tahun 2023 untuk memberikan layanan broadband untuk masyarakat Indonesia di daerah-daerah terluar, tertinggal dan terdalam.

Sedangkan filing satelit GARUDA-2 di slot orbit 123BT akan digunakan untuk menempatkan satelit yang akan memberikan layanan telepon satelit yang akan diluncurkan pada tahun 2024. Dengan demikian, keberhasilan Indonesia untuk mendapatkan perpanjangan waktu regulatori filing satelit Indonesia tersebut sangat strategis bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk akses telekomunikasi terutama di daerah-daerah terluar, terdalam dan tertinggal. Apabila Delegasi Indonesia gagal untuk mendapatkan persetujuan Sidang WRC-19, maka Indonesia tidak dapat menempatkan satelit barunya menggunakan filing tersebut. Mengusahakan filing baru di slot orbit tersebut sudah sangat sulit mengingat kepadatan slot orbit GSO saat ini.

Delegasi Indonesia terdiri atas perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kedutaan Besar RI untuk Mesir, Kementerian Perhubungan, LAPAN, operator satelit nasional serta operator selular nasional. Delegasi Indonesia dipimpin Bapak Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Infromatika sebagai Head of Delegation, didampingi oleh Denny Setiawan, Direktur Penataan Sumber Daya selaku Co-Head of Delegation dan Mulyadi, Kasubdit Pengelolaan Orbit Satelit, selaku Deputy Head of Delegation Indonesia. Selama proses Sidang WRC-19 ini, Delegasi Indonesia mendapat bantuan penuh dari Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Bapak Helmy Fauzy, dan jajarannya serta dukungan dari Kementerian Luar Negeri yang berhasil melakukan lobi kepada beberapa negara untuk mendukung Indonesia.  Atas keputusan sidang WRC-19, Delegasi Indonesia menyampaikan terimakasih atas dukungan peserta WRC-19 yang telah memahami dan mendukung kebutuhan Indonesia untuk operasional satelit nasional.

Keberhasilan Indonesia tersebut tentunya tidak dapat dicapai tanpa kerja keras Delegasi Indonesia dan semua komponen yang berada di Indonesia didukung kekuatan negosiasi, kompromi maupun hubungan baik yang dimiliki oleh Indonesia dengan negara-negara anggota ITU sehingga proposal Indonesia dapat diterima dan disetujui dalam sidang WRC-19.

 

Loading...



No comments:

Post a Comment