Thursday 30 March 2017

Industri ICT Indonesia Kembali Berpartisipasi di Ajang CeBIT 2017

MAJALAH ICT – Jakarta. Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian serta didukung oleh KJRI Hamburg kembali berpartisipasi dalam pameran Information, Communication and Telecomunication (ICT) terbesar di dunia, Centrum für Büroautomation, Informationstechnologie und Telekommunikation (CeBIT). Pameran tersebut berlangsung minggu lalu di Deutsche Messe, Hannover, Niedersachsen, Jerman. Pavilion Indonesia pada CeBIT 2017 berlokasi pada Hall 6, F08 dan G09 dengan luas area mencapai 92 m2.

Pada kepesertaan Indonesia tahun ini, BEKRAF dan Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 13 (tiga belas) perusahaan ICT asal Indonesia sebagai co-exhibitors pada CeBIT 2017, yakni: Aero Terra Indonesia, Agate International, Cyber Mantra, Data Aksara Matra, Digi Pedia Indonesia, ICON+, Indigo Creative Nation, Jojonomic Indonesia, Mitra Konsultansi Indonesia, Orlantsoft Data System, Solusi 247, Sydeco, dan Tata Sarana Mandiri. Fokus produk ICT yang ditawarkan co-exhibitors Indonesia tersebut berupa virtual reality, network and IT security system, business integration solutions, smart cash and payment system, big data solution, mobile application, drones dan internet of things (IoT).

Pelaksanaan CeBIT 2017 secara resmi telah dibuka oleh Kanselir Jerman, Dr. Angela Merkel, melalui opening ceremony yang berlangsung pada hari Minggu, 19 Maret 2017 dan dihadiri oleh sekitar 2.000 undangan. Acara pembukaan CeBIT 2017 juga dihadiri oleh Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mengingat negara tersebut merupakan country partner pelaksanaan CeBIT tahun ini dengan mengangkat tema society 5.0.

Menandakan berlangsungnya CeBIT 2017, Deputi Bidang Infrastruktur BEKRAF dan Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian telah membuka secara resmi beroperasinya Pavilion Indonesia selama 5 (lima) hari pameran di Deutsche Messe. Diharapkan kepesertaan Indonesia dalam CeBIT 2017 dapat semakin membuka akses pasar internasional terhadap berbagai produk ICT nasional.

Konsul Jenderal RI Hamburg mengapresiasi konsistensi Kementerian Perindustrian dan BEKRAF untuk terus berpartisipasi pada CeBIT Hannover. Konsistensi tersebut diharapkan dapat memotivasi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan berkreasi sehingga dapat meningkatkan jumlah pelaku usaha di bidang ICT nasional secara signifikan. Hal ini cukup penting mengingat sektor ICT merupakan bidang usaha yang relatif barrier free dan sangat demokratis karena terbukanya akses ke industri tersebut.

Di sela-sela kepesertaan Indonesia dalam CeBIT 2017, BEKRAF dan Kementerian Perindustrian serta didukung oleh KJRI Hamburg telah mengadakan Indonesia Business Session on IT sectors. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 21 Maret 2017 dan bertempat di Deutsche Messe Convention Center, München Room. Indonesia Business Session on IT sectors dihadiri oleh 59 peserta yang berasal dari perwakilan perusahaan yang tertarik pada produk ICT Indonesia selama pameran CeBIT 2017 serta diaspora Indonesia dari berbagai wilayah di Jerman.

Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian menyampaikan paparan mengenai kebijakan umum Kementerian Perindustrian dalam upaya mendorong pembentukan lingkungan yang kondusif bagi para pelaku usaha di sektor ICT nasional. Dasar kebijakan tersebut tercantum dalam Kebijakan Pengembangan Industri Nasional yang diatur oleh UU Nomor 3 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015. Potensi utama ICT Indonesia juga terletak pada pengembangan mobile application dimana angka penetrasi mencapai 97%. Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah membuat software industry roadmap periode 2016 – 2019 dan juga pembangunan beberapa sentra Technopark di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bandung, Bali, Semarang, Batam dan Makassar.

Deputi Bidang Infrastruktur BEKRAF dalam paparannya menyampaikan bahwa nilai pasar game, termasuk game developer di Indonesia, mencapai angka USD 600 juta pada tahun 2016. Nilai tersebut meningkat sangat tajam jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 321 juta. Akan tetapi, Indonesia hanya mampu meraup sekitar 1% pangsa dari keseluruhan nilai pasar game tersebut. Untuk itu, BEKRAF saat ini memiliki fokus utama untuk pengembangan industri kreatif nasional, khususnya penciptaan startup dan game developer agar dapat memiliki porsi yang signifikan dari keseluruhan nilai pasar game Indonesia. Untuk itu, BEKRAF telah melaksanakan berbagai program pengembangan kapasitas developer dan inkubasi bisnis diantaranya melalui BEKUP (BEKRAF for Pre-Startup). Program tersebut telah berlangsung di 5 (lima) kota di Indonesia, yaitu: Medan, Tangerang, Bandung, Makassar, Malang. Diharapkan adanya rangkaian program pengembangan tersebut dapat meningkatkan survival rate startups dari 10% menjadi 30%.

Selama CeBIT 2017 berlangsung, tercatat tidak kurang 200.000 pengunjung memadati area pemeran yang diikuti oleh sekitar 3.100 exhibitors dari 70 negara. Keikutisertaan Indonesia secara konsisten untuk ke–7 kalinya secara berturut–turut dan terorganisir oleh Pemerintah RI telah mampu memberikan wadah yang sangat efektif untuk membuka akses pasar internasional terhadap berbagai produk ICT nasional, baik untuk pengembangan jaringan dengan para pelaku usaha ICT dunia, pemasaran produk ICT nasional serta terbukanya potensi investasi internasional untuk pengembangan kapasitas industry ICT Indonesia di masa depan. Selain itu, keikutsertaan para pelaku usaha ICT Indonesia pada pameran berskala internasional seperti CeBIT dapat memberikan informasi tangan pertama dan terkini terkait arah perkembangan sektor ICT global sehingga diharapkan mendorong penciptaan berbagai produk ICT Indonesia yang dapat memenuhi permintaan pasar dan standar dunia.



No comments:

Post a Comment