Wednesday 26 April 2017

XL Kembali Tantang Mahasiswa Ciptakan Proyek Perlindungan Lingkungan

MAJALAH ICT – Jakarta. PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) menantang mahasiswa untuk menciptakan proyek perlindungan lingkungan hidup. Melalui tantangan ini, XL Axiata berharap bisa mengantar para mahasiswa menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, yang tidak hanya secara teoritis, namun bisa diwujudkan secara nyata. Sementara itu, tema lingkungan hidup dipilih dengan pertimbangan perlunya edukasi secara terus-menerus kepada publik, khususnya generasi milenial, untuk peduli dengan isu-isu lingkungan, yang sangat nyata mempengaruhi kualitas hidup semua lapisan masyarakat.

Untuk itu, XL Axiata kembali meluncurkan ajang Social Innovation Project 2017 bagi para mahasiswa peserta Program XL Future Leaders Batch 4 yang mengambil tema tentang Perlindungan Lingkungan Hidup.Eka B. Danuwirana, Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata mengatakan, “Hingga saat ini kita di Indonesia terus saja menghadapi problem perusakan lingkungan yang mengancam kehidupan masyarakat, misalnya kebakaran hutan, lahan kritis yang berdampak pada tanah longsor, penggundulan hutan yang menyebabkan banjir bandang, pengelolaan sampah perkotaan yang tidak menyeluruh, limbah industri yang terus saja mencemari sungai, pertambangan yang mengancam sumber air bersih, dan masih banyak lagi. Semua problem lingkungan seperti itu adalah persoalan yang perlu dipecahkan oleh mahasiswa XL Future Leaders, yang memang dididik untuk menjadi pemimpin di masa depan yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.”

Eka melanjutkan, XLFL ingin menciptakan pemimpin yang bermental entrepreneur namun punya kepedulian tinggi terhadap kehidupan sosial disekitarnya. Jadi, setelah digembleng dengan semua materi XL Future Leaders yang tersaji secara komprehensif, maka pada tahun kedua sebelum menyelesaikan program, para mahasiswa wajib membuat karya yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan PBB.

Hingga saat ini telah masuk sedikitnya 31 proposal proyek dari para mahasiswa. Beberapa di antaranya adalah mengembangkan aplikasi deteksi emisi karbon di Yogyakarta, pelatihan mengolah sampah plastik dan kertas untuk meningkatkan ekonomi di Jakarta, Medan, Palembang, Depok, Makassar, Semarang, Kendari dan Menado. Kemudian ada juga pembuatan saringan knalpot dari bahan alami di Pontianak, pengelolaan air sungai di bantaran sungai Deli, pengembangan eco-tourism di Aceh, Surabaya dan Padang. Di Ambon ada proyek pengembangan hukum adat “Sasi” untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu yang mulai langka di perairan setempat. Sementara itu di Makassar ada pengembangan tanaman hias sistem Terarium di sebuah rumah susun untuk mencukupi kebutuhan oksigen sekaligus sebagai tanaman kesehatan.

Dalam setiap proyek, mahasiswa diwajibkan berpartner dengan komunitas masyarakat. Dengan demikian, ide dan karya mereka benar-benar merupakan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Selanjutnya, masyarakat pun bisa mengadopsi karya mahasiswa. Kelompok masyarakat yang disasar sebagai partner antara lain adalah Panti Asuhan, masyarakat petani dan nelayan, lembaga dan komunitas lingkungan, dan NGO lokal. Selain itu, disarankan juga untuk bisa menggandeng kelompok pendukung dan pegiat isu lingkungan, proyek air bersih, dan energi terbarukan, masyarakat budaya, dan pelaku pariwisata.

Hasil dari proyek ini antara lain berupa pengembangan aplikasi baru terkait pelestarian lingkungan, pengembangan terhadap aplikasi berbasis pelestarian lingkungan yang sudah ada, juga pengembangan kapasitas organisasi dan management di bidang sosial dan lingkungan. Selanjutnya, bisa juga dalam bentuk penggunaan teknologi terapan dengan strategi komunikasi digital untuk penguatan isu lingkungan, atau menciptakan kampanye digital menggunakan berbaga sarana media digital, baik berupa website atau media sosial. Terakhir, diharapkan pula mahasiswa dapat membuat suatu program pelatihan lingkungan terpadu.

XL Axiata memberikan waktu selama 8 bulan sejak April 2017 bagi para mahasiswa untuk mewujudkan proposal mereka. Pertengahan bulan November 2017, mereka harus mempresentasikan hasil proyek dan evaluasi tersebut di depan para profesional, baik dari NGO, maupun dari lembaga atau perusahaan terkemuka yang punya pengalaman dan komitmen tinggi terhadap bidang teknologi, sosial, dan lingkungan. Untuk mewujudkan setiap proyeknya, para mahasiswa harus mampu menemukan solusinya. XL Axiata akan memberikan sejumlah dana sebagai modal awal. Para peserta harus mampu berkreasi menciptakan peluang kerjasama dengan pihak lain agar proyeknya bisa terwujud.

XL Axiata berharap setiap proyek dari ajang ini bisa diwariskan ke masyarakat. Apalagi, keterlibatan masyarakat merupakan inti dari program ini. Jadi, semua Inovasi akan dikembalikan kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi. Beberapa karya di tahun sebelumnya sudah ada yang diterapkan dan dikembangkan atas kerjasama dengan pemerintahan lokal, dengan pertimbangan karya inovasi mahasiswa tersebut sangat dibutuhkan di daerah yang bersangkutan. Pemerintah setempat pun kemudian menginginkan keberlanjutannya.

Ada beberapa karya sosial yang sudah menjalin kontrak dengan lembaga pemerintahan, komunitas, dan sektor swasta. Seperti misalnya aplikasi untuk museum yang berkerjasama dengan lembaga pemerintah. Lalu ada juga pengelolaan pupuk yang akan dikembangkan sektor swasta. Kemudian kurikulum Jendela Anak LPKA di Bandung yang akan dikembangkan komunitas.Dengan semakin banyaknya karya mahasiswa yang diadopsi oleh institusi lain, XL Axiata berharap karya-karya mahasiswa XL Future Leaders bisa dilanjutkan pemanfaatannya bagi masyarakat, termasuk juga peluang untuk bisa lebih dikembangkan.



No comments:

Post a Comment