Sunday 22 April 2018

Kelebihan Permintaan Sebabkan Indosat Ooredoo Naik Obligasi dari Rp.2 Triliun Jadi Rp.2,719 Triliun

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Indosat Tbk (ISAT) atau dikenal dengan Indosat Ooredoo menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 dengan rencana awal sebesar Rp 2 triliun. Karena besarnya minat investor dalam masa penawaran awal obligasi (bookbuilding) yang berlangsung sejak 23 Maret 2018 sampai 10 April 2018 dimana permintaan mencapai Rp3,05 triliun, Indosat Ooredoo memutuskan meningkatkan jumlah emisi final obligasi tersebut menjadi sebesar Rp2,719 triliun. Obligasi yang diterbitkan kali ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,5 kali. Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai total Rp 9 triliun yang telah dimulai sejak tahun 2017 lalu.

Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, menjelaskan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 diterima positif oleh pasar. “Dana hasil penerbitan obligasi itu bakal digunakan untuk refinancing,” ujarnya Deva Rachman.

Obligasi emiten dengan kode saham ISAT tersebut memiliki peringkat idAAA dari Pefindo. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2017 ini memiliki beberapa jangka waktu yaitu Seri A selama 370 hari, Seri B selama 3 tahun, Seri C selama 5 tahun, Seri D selama 7 tahun, dan Seri E selama 10 tahun. Tingkat suku bunga (coupon) terdiri atas Seri A sebesar 6,05% per tahun, Seri B sebesar 7,40% per tahun, Seri C sebesar 7,65% per tahun, Seri D sebesar 8,20% per tahun, dan Seri E 8,70% per tahun.

Bertindak sebagai joint lead underwriters yakni PT BCA Sekuritas, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Dan wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Indosat mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 2,8% menjadi Rp1,1 triliun pada 2017. Kenaikan laba bersih ditopang pertumbuhan pendapatan dan berbagai inisiatif Perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional, transformasi bisnis dan organisasi, marketing produk yang agresif, serta efisiensi beban keuangan.

Dengan strategi itu, Indosat berhasil membukukan pertumbuhan kuat dan positif selama tahun 2017, memantapkan posisinya sebagai operator telekomunikasi kedua terbesar di Indonesia. Selama tiga tahun berturut-turut Indosat Ooredoo telah berhasil membukukan pertumbuhan positif yang menggembirakan.

Pertumbuhan pendapatan Indosat Ooredoo pada 2017 semakin sehat dan stabil sebesar 2,5% menjadi Rp 29,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan utamanya didukung oleh pertumbuhan pendapatan segmen B2B atau MIDI hampir 10% dan seluler sebesar 1,7%. Hal ini menunjukan konsistensi perusahaan yang fokus pada strateginya dan keberhasilan menjalankan program transformasi operasional dan organisasi selama 2017.

Untuk mendukung ekspansi dan strategi ke depan, Indosat Ooredoo akan terus menambah jumlah BTS dan meningkatkan layanan kepada pelanggan. Indosat Ooredoo telah membangun 4.874 BTS tambahan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana 51% di antaranya merupakan BTS 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data yang sangat tinggi. Total jumlah BTS Indosat Ooredoo pada akhir tahun 2017 adalah 61.357 BTS.

“Indosat Ooredoo sangat serius melakukan ekspansi bisnisnya terutama di luar Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan investasi dan CAPEX perusahaan menjadi sebesar Rp 8 Triliun untuk tahun 2018. Peningkatkan CAPEX ini merupakan wujud keseriusan perusahaan dalam mengeksekusi strategi perusahaan dalam meningkatkan kualitas jaringan, terutama di luar Jawa,” katanya.



No comments:

Post a Comment