Thursday 30 January 2020

Hadir di 500 kota, POS Qasir Catatkan Transaksi Rp.1,5 Triliun di Tahun 2019

MAJALAH ICT – Jakarta. PT. Solusi Teknologi Niaga (Qasir) terus menunjukkan komitmennya dalam membantu UMKM untuk mengembangkan bisnis lewat platform Point of Sales (POS). Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2015 ini mencatat, salah satu kesalahan utama pemilik usaha mikro dan kecil dalam mengelola usaha sehingga tetap stagnan adalah karena tidak adanya pemahaman dasar soal pengelolaan bisnis. Karenanya, penggunaan platform POS bagi bisnis UMKM diharapkan mampu memangkas risiko human error dalam proses pengelolaan usaha.

“Sederhananya, jika bisnis tidak memiliki laporan neraca saldo atau catatan transaksi harian yang rapi, maka pemilik usaha tidak akan mengetahui kesehatan bisnisnya. Tidak terkecuali bagi pemilik usaha yang masih turun langsung dalam mengelola usaha sehari-hari, dampaknya akan besar jika ia tidak memiliki laporan yang jelas. Ujung-ujungnya, bisa saja mereka salah mengambil keputusan, pemasukan dan pengeluaran tidak berimbang dan usaha menjadi mandeg atau tidak berkembang,” papar Michael Williem, CEO Qasir.

Sementara itu, saat ini keberadaan toko-toko kelontong atau warung tradisional kian terdesak oleh hadirnya peritel modern, contohnya yang berbasis waralaba. Secara aspek permodalan dan jaringan usaha, peritel modern tentu akan jauh melampaui kemampuan warung-warung untuk bersaing mendapatkan pelanggan. Faktor-faktor seperti variasi barang dagangan, stok penjualan, sampai ragam metode pembayaran yang kian memudahkan pembeli, menjadi hambatan utama bagi warung mikro untuk tetap eksis.

Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan warung mikro ini masih menjadi penopang kebutuhan masyarakat sekitar, khususnya yang berada di kota-kota lapis kedua dan ketiga, yang jauh dari area perkotaan. “Warung masih menjadi andalan masyarakat, di tengah masifnya pertokoan modern. Kami melihat masih adanya kebutuhan masyarakat, khususnya dari lapisan menengah ke bawah yang masih menjadi pelanggan warung-warung tradisional karena memang harga barang kebutuhan sehari-hari masih sangat terjangkau. Sehingga, kami melihat ada celah di mana Qasir bisa membantu pemilik warung untuk survive di tengah kompetisi dengan pemilik modal yang lebih besar,” tambah Michael.

Setelah aplikasi Qasir, aplikasi Miqro pun diluncurkan untuk pedagang mikro dari berbagai jenis usaha. Aplikasi Miqro dapat diakses tanpa biaya lewat ponsel pintar. Melalui aplikasi ini, pemilik warung bisa mengakses banyak fitur dasar tentang manajemen pengelolaan warung, sampai dengan pemesanan barang untuk dijual kembali (grosir). Aplikasi Miqro memungkinkan hal tersebut dengan dukungan dari setidaknya lebih dari 25 mitra wholesaler yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Harapannya, akan semakin banyak pemilik usaha mikro yang menyadari pentingnya pengelolaan toko dan transaksi, apapun usaha dan skala bisnisnya.

“Salah satu hal yang mendasari optimisme kami dalam menciptakan inovasi adalah dorongan dari pemerintah untuk membantu usaha-usaha mikro, salah satunya warung, untuk dapat terus eksis dan meningkatkan skala usahanya lewat teknologi. Melalui aplikasi Miqro yang sudah tersedia untuk pengguna Android, pedagang tidak perlu lagi mencatat penjualan dan mengatur inventori secara manual, karena semuanya sudah otomatis akan terekonsiliasi di aplikasi,” ujar Michael.

Sampai dengan akhir tahun 2019, Qasir berhasil mencatatkan nilai transaksi yang cukup fantastis yakni sebesar Rp1,5 Triliun, angka ini merefleksikan setidaknya 0,2 persen total pergerakan ekonomi Indonesia. “Tentunya pencapaian ini sangat membanggakan bagi tim Qasir, di mana layanan kami sudah digunakan oleh pedagang mikro di lebih dari 500 kota di Indonesia. Ke depan, kami menarget untuk lebih banyak merchant yang mengunduh dan menggunakan aplikasi kami, setidaknya sampai dengan 300.000 user,” tutup Michael.

Jika aplikasi Miqro menarget pedagang mikro, aplikasi yang lebih dulu lahir, yaitu Qasir POS menyasar mereka yang sudah menjalankan usahanya dengan bantuan karyawan. Karena, pada tahap inilah pemilik usaha sudah membutuhkan fungsi-fungsi monitoring. Mulai dari memonitor catatan penjualan, mengelola produk, mengawasi stok, dan memantau aktivitas karyawan. Salah satu keunggulannya dibanding aplikasi sejenis, layanan yang ditawarkan dalam aplikasi Qasir bisa didapat tanpa biaya apapun dan dapat terus digunakan secara gratis selamanya. Sementara itu, untuk beberapa fitur khusus yang lebih premium, usahawan (user) hanya perlu membayar sesuai yang diperlukan.

Pemerintah melalui Kominfo mengimbau para pelaku swasta agar terlibat aktif dalam membantu mewujudkan jumlah UMKM go-digital menyentuh angka 8 juta atau lebih di tahun 2020. Saat ini pemerintah juga semakin proaktif menggalakkan pelatihan dan bimbingan UMKM yang mencakup perpajakan dan pembukuan. Salah satunya di tahun 2019, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggandeng 27 instansi terkait pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam penyusunan laporan keuangan dan perpajakan. Terdiri dari 21 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan 6 instansi lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menghadiri acara ini menyebutkan bukan hanya persoalan penyaluran kredit saja untuk membuat UMKM bisa berkembang, namun pendampingan untuk mengelola bisnis dengan baik juga diperlukan. Dalam hal ini, perlu ada peran instansi yang cukup besar untuk melakukan pembinaan. Mengambil contoh di negara-negara maju, menurutnya jarang ada UMKM yang bisa berkembang tanpa adanya bantuan dari perusahaan besar yang jadi induk untuk mengangkat UMKM.

Sehingga, sebetulnya masih banyak peluang yang bisa digarap oleh perusahaan-perusahaan penyedia platform POS seperti Qasir untuk membantu pemberdayaan pedagang mikro lewat teknologi di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini pula yang mendorong para pemain POS mulai bermunculan dalam beberapa tahun belakangan. Menurut Michael, kehadiran banyak pelaku usaha yang mirip dengan Qasir menunjukkan iklim persaingan yang sehat dan kebutuhan nyata dari pelaku UMKM. “Menurut kami, persaingan justru akan membuat Qasir semakin termotivasi untuk terus menciptakan inovasi-inovasi baru yang relevan untuk menunjang bisnis para usahawan. Kami juga optimis dapat membantu misi pemerintah untuk memperluas penetrasi digital yang lebih merata ke semua pelaku UMKM di Indonesia,” tutup Michael.

 

Loading...



No comments:

Post a Comment