Wednesday 19 February 2020

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia Mengadopsi Solusi Teknologi Blockchain

MAJALAH ICT – Jakarta. IBM Indonesia bersama A.P. Moller – Maersk dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia, Kementerian Keuangan, pada hari ini mengumumkan kerjasama piloting penggunaan platform ‘TradeLens’ – sebuah platform digital berbasis teknologi blockchain – di Indonesia setelah beberapa bulan masa implementasi pertamanya diumumkan pada akhir tahun lalu. Dengan demikian, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia menjadi lembaga pemerintah ketiga di Asia Tenggara yang menggunakan platform digital berbasis teknologi blokchain.

‘TradeLens’ adalah platform digital perdagangan global yang bisa melacak dan membagikan informasi posisi kontainer secara lebih efisien dan akurat bagi pengguna platform. Platform TradeLens, yang dikembangkan bersama oleh A.P. Moller – Maersk dan IBM, memungkinkan transformasi digital dari proses pengiriman yang berbasis kertas untuk menghasilkan data end-to-end secara instan sekaligus bersifat permanen atau tidak dapat diubah.

TradeLens akan melengkapi layanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia dengan alat pelacak otomatis dan permanen. Digitalisasi proses pengiriman yang sebelumnya berbasis kertas yang diselenggarakan TradeLens ini akan menjadikan alur kerja atau workflow menjadi lebih terjaga keamanannya, transparan, efisien, dan sederhana. Selain itu, TradeLens juga memungkinkan pembagian informasi mendekati real-time dari berbagai jaringan milik anggota ekosistemnya.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia saat ini berupaya memperluas Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem) agar sektor permintaan dan penawaran dari industri logistik bisa berinteraksi dan berkolaborasi secara efektif. Dengan menggunakan sistem yang disebut CEISA 4.0 (Sistem Informasi Cukai dan Otomasi), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia juga akan memperluas NLE dengan mempertemukan importir dan eksportir agar bisa berkolaborasi dan berbagi informasi dengan penyedia logistik.

Pihak yang berwenang akan menerima data pengiriman sesaat sesudah kontainer meninggalkan pelabuhan keberangkatan. Hal ini akan memberikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lebih banyak waktu untuk mempersiapkan penerimaan pengiriman barang. Sehingga, pemeriksaan bea cukai untuk mencegah penipuan dan pemalsuan menjadi lebih efisien serta menyeluruh. Selain itu, proses pencatatan penerimaan cukai menjadi lebih konsisten dan transparan.

Agus Sudarmadi, Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai mengatakan, “Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggunakan solusi blockchain ini untuk menyederhanakan proses perdagangan, membuat proses dokumentasi menjadi lebih otomatis, dan meningkatkan kerjasama serta komunikasi antar pihak. Dengan konsep Collaboration Application Programing Interface [API], semua kegiatan logistik termasuk pengiriman barang menggunakan angkutan truk, pergudangan, dan pengiriman barang melalui laut baik skala kecil maupun besar di tingkat domestik dan global, serta pembagian informasi, bisa dilakukan sekaligus melalui satu platform – IBM TradeLens.”

“Rantai pasokan adalah faktor penting dalam mengelola biaya logistik dan biaya logistik Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. TradeLens akan membantu memberikan visibilitas, prediktabilitas, dan keamanan lebih lanjut kepada kami dan akan menjadi aset nyata untuk memfasilitasi perdagangan dan transportasi. Selain itu, kami berharap ini bisa menjadikan Indonesia sebagai gerbang logistik dan transportasi pilihan di Asia Tenggara. Hal ini juga akan membantu kami dalam memfasilitasi perdagangan dan mempromosikan sistem logistik nasional sekaligus berkontribusi pada pengembangan ekonomi nasional. Tentunya sembari memenuhi standar terbaru yang ditetapkan oleh World Customs Organisation (WCO) atau Organisasi Pabean Dunia, ” tambah Agus Sudarmadi.

Tan Wijaya, Presiden Direktur IBM Indonesia mengatakan, “Kami bangga dapat berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di sektor logistik, baik di tingkat domestik maupun internasional. Kami percaya bahwa TradeLens dan penerapan teknologi blockchain dalam berbagai bentuk akan menguntungkan semua pemangku kepentingan di seluruh ekosistem logistik dan mendorong modernisasi perdagangan secara menyeluruh di berbagai tingkatan. Kami juga berharap industri lain akan segera menyadari pentingnya adopsi teknologi blockchain yang bisa membantu pelaku bisnis dalam mendefinisikan kembali keterkaitan mereka di pasar melalui peningkatan kepercayaan, transparansi, dan kolaborasi baru.”

“TradeLens membawa transparansi dan digitalisasi perdagangan ke tingkat yang baru. Hal ini merupakan sebuah contoh tentang bagaimana teknologi membantu meningkatkan efisiensi di sektor yang telah dikelola dengan cara yang sangat tradisional di sebagian besar negara di dunia. Saya sangat senang bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia memelopori perubahan ini dengan bekerja sama dengan IBM dan Maersk dalam membawa TradeLens ke Indonesia. Saya pun sangat yakin bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan menjadi agen perubahan, yang membawa efisiensi dan transparansi perdagangan ke tahap selanjutnya di Indonesia,” ujar Erry Hardianto, Managing Director, Indonesia dan Filipina, A.P. Moller – Maersk.

Nilai pengiriman barang lintas perbatasan internasional mencapai lebih dari USD 16 triliun setiap tahunnya dan sekitar 80 persen diantaranya dikirim melalui laut. Prosedur pengiriman berbasis kertas menyebabkan sejumlah kendala yang dirasakan di seluruh rantai pasokan global, termasuk informasi yang tidak konsisten dan tidak akurat, keterlambatan, dan gangguan (karena pengecekan manual dan input data). Berbagai kendala lainnya adalah ketidakmampuan untuk memberikan penilaian risiko yang menyeluruh, promosi yang kompleks, komunikasi antar pemangku kepentingan yang tidak efisien dan mahal, serta kurangnya transparansi.

 

Loading...



No comments:

Post a Comment