MAJALAH ICT – Jakarta. Para pelajar dan mahasiswa di kota Yogyakarta dan Semarang tampak antusias dalam mengikuti kegiatan Public Lecture dan Sosialisasi yang diadakan Kementeria Luar Negeri RI di Yogyakarta dan Semarang. Berbagai pertanyaan kritis, pandangan dan saran muncul dari para pelajar dan mahasiswa menanggapi materi yang dipaparkan oleh pembicara.
Kegiatan di Yogyakarta diadakan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Daerah Istimewa Yogyakarta (Disdikpora DIY) dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPN Veteran Yogyakarta). Kegiatan dihadiri masing-masing oleh 200 pelajar dari berbagai SMA/SMK dan 200 mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta.
Sosialisasi yang dilaksanakan di Gedung Sasana Krida, Disdikpora DIY dibuka oleh Kepala Dinas Dikpora DIY, R. Kadarmanta Baskara Aji. Sementara Public Lecture dilaksanakan di Ruang Seminar Gedung Agus Salim, UPN “Veteran” Yogyakarta dan dibuka oleh Ketua Jurusan Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta, Muharjono, M.Si.
Sesditjen Informasi dan Diplomasi Publik, Azis Nurwahyudi, menyampaikan paparan tentang Digital Diplomacy dan mengajak para pemuda untuk memanfaatkan teknologi informasi secara positif. “Dalam menghadapi era digital ini, kita harus pintar-pintar memilih dan memilah informasi. Jangan mudah percaya dengan berita yang belum tentu kebenarannya,” ujar Azis.
Sementara itu, Agus Heryana (Kasubdit IAS, Dit. Diplomasi Publik) dalam paparannya menekankan peran penting non-government actors, termasuk pemuda pelajar, dalam melakukan diplomasi. Sementara Ludiro Madu SIP, MSi. (dosen UPN Veteran) menyampaikan bahwa dalam era digitalisasi saat ini, para pemuda daerah selaku generasi penerus bangsa perlu meningkatkan competitiveness sehingga bisa bersaing baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Kegiatan di Semarang diadakan bekerja sama dengan Universitas Diponegoro dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Disdikbud Jateng), tanggal 7-8 September 2017. Tema dalam kegiatan tersebut adalah Peran Diplomasi Publik dan Upaya Perlindungan WNI di Luar Negeri, yang dihadiri oleh masing-masing 200 pelajar dari berbagai SMA/SMK dan 200 mahasiswa Universitas Diponegoro.
Public Lecture dilaksanakan di Ruang Teater FISIP Undip dan dibuka oleh Dr. Sunarto, Dekan FISIP Undip. Sementara itu, Sosialisasi dilaksanakan di Aula Gedung B, Disdikbud Jateng dan dibuka oleh Gatot Bambang Hastowo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan menghadirkan 3 narasumber dari Kemlu, yaitu Agus Heryana, Kasubdit IAS, Dit. Diplomasi Publik; Sapto Anggoro Broto, Kasubdit Wilayah IV, Dit. PWNI dan BHI; Hermawan Bagaskoro Abid, Fungsional Diplomat, Dit. PWNI dan BHI. Selain itu, dalam kegiatan Public Lecture juga tampil sebagai pembicara Tri Cahyo Utomo, MA, dosen Hubungan Internasional, FISIP Undip.
Sapto Anggoro Broto dan Hermawan Bagaskoro Abid menjelaskan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, khususnya perlindungan WNI melalui pemanfaatan teknologi dengan dirilisnya aplikasi “Safe Travel“.
“Melalui aplikasi ini, WNI yang ingin berpergian ke luar negeri bisa mendapatkan informasi negara tujuan dengan mudah. Disamping itu juga, terdapat informasi lengkap mengenai perwakilan Indonesia terdekat dan kondisi negara tersebut, apakah aman untuk dikunjungi atau tidak,” ujar Hernawan.
No comments:
Post a Comment