Wednesday 24 May 2017

Jadi Sasaran Serangan Terparah Kedua WannaCry, Indonesia Harus Waspadai Ransomware Lainnya

MAJALAH ICT – Jakarta. Serangan ransomware WannaCry memang telah surut. Namun begitu, Indonesia adalah negara yang terkena serangan terparah kedua di dunia di bawah Rusia. Untuk itu, Indonesia harus waspada akan serangan ransomware lainnya

Disampaikan Pre Sales Specialist Kaspersky Lab, Jemmy Handinata memaparkan, meskipun serangan ransomware WannaCry sudah menurun, itu tidak berarti serangan ransomware sudah berhenti. Menurutnya, malware tersebut memiliki banyak jenis dengan karakteristik yang berbeda dalam menjalankan aksinya.

“Kalau kita lihat, ransomware WannaCry yang aktif sudah semakin menurun, tapi kita harus tetap waspada karena ke depannya pasti akan muncul serangan-serangan lain dari ransomware jenis lain yang mungkin lebih canggih,” kata Jemmy Handinata di Jakarta.

Ditambahkannya, meskipun dengan beragaman jenis, ransomware punya tujuan yang sama dalam melancarkan aksinya, yakni meminta uang tebusan dari data yang disanderanya. “Untuk itu, Kaspersky merekomendasikan agar para korban tidak memberikan uang tebusan kepada pelaku. Sebab ketika kita bayar, itu artinya kita memberikan mereka supply uang, supaya mereka terus kerja lagi. Ibaratnya kita memberikan gaji ke mereka untuk melakukan serangan lagi di kemudian hari,” tegasnya.

Mengenai korban WannaCry, didapat data bahwa Rusia disebutkan sebagai negara yang terparah terkena serangan virus ini. Dan diam-diam, Indonesia berada di posisi kedua. Menurut informasi kelompok hacker ‘The Shadow Brokers’. Kelompok peretas tersebut meminta uang tebusan senilai hanya 300 dolar AS dalam bentuk mata uang virtual Bitcoin untuk tiap mesin yang berhasil mereka bobol sebagai tebusan membuka kunci enkripsi file yang dkunci mereka.. Belakangan diketahui setidaknya sebanyak 295 orang telah membayar tebusan dengan total senilai  80.673 dolar AS.

 



No comments:

Post a Comment