Sunday 22 October 2017

Diduga Ada Penggelembungan Biaya dalam Proyek Pengadaan Mesin Sensor Internet

MAJALAH ICT – Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyelesaikan lelang pengadaan mesin filter internet untuk pendukungan penapisan dalam program Trust+. Kemkominfo menggelar lelang untuk mengadakan mesin ini yang dianggarkannya sebesar Rp.211 miliar, di mana lelang ini akhirnya dimenangkan oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) dengan harga koreksi Rp.194 miliar.

Meskipun turun beberapa milyar,  lembaga kajian independen bernama Internet Development Institute (ID Institute) menilai bahwa biaya atau harga pengadaan mesin tersebut terlalu mahal. ID Institute menyayangkan Kemkominfo sampai harus menggelontorkan dana sebanyak itu hanya untuk sebuah mesin filter Internet yang berbasis sistem crawling.

Disampaikan M. Salahuddien, Kominfo sepertinya ingin membangun infrastruktur sendiri. Jika ingin bangun sendiri, kata Salahuddien, harus ada biaya benefit ratio, biaya benefit analysis, dan biaya per query. “Itu harus diterjemahkan, dikualifikasi, tujuannya adalah untuk accountability,” katanya.

Dalam penilaian Didien, panggilan akrabnya, harganya tentu tidak segitu nilainya. “Sekarang begini, kalau kita menggunakan mesin crawler sendiri, misalnya kita menggunakan layanan pihak ketiga, ya itu langganannya juga tidak mahal. Ordernya tidak sampai ratusan juta,” katanya.

Sebelumnya, Kominfo sendiri menjelaskan bahwa mesin ini akan berfungsi mengambil semua konten hasil pelaporan masyarakat melalui situs pengaduan di situs Trust Positif. Konten-konten itu dibuka dan dianalisa oleh mesin, bukan lagi oleh manusia, sehingga lebih efektif dan efisien waktu.

Menurut aktivis ID Institute lainnya, Irwin Day, dalam kasus pengadaan mesin sensor internet ini, pemerintah tidak pernah menjelaskan secara rinci kebutuhan mesin crawler yang sampai Rp.200 miliar tersebut. Apalagi, tambahnya, mesin sensor ini bukan teknologi baru dan sudah tersedia banyak yang nilainya tidak sampai sejauh itu. “Kalau mesin sensor sekarang sudah berjalan sebenarnya, cukup murah karena sudah ada berada dalam Internet, sudah tersedia, tinggal dimanfaatkan saja. Alat yang dibeli Kementerian Kominfo kami tidak tahu. Tidak mengerti seperti apa,” tutur Irwin.



No comments:

Post a Comment