Sunday, 11 June 2017

Inovasi Digital Harus Bernilai Tambah Bagi Ekonomi Indonesia

MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan perkembangan inovasi digital dan teknologi, termasuk di bidang ekonomi merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan harus dapat dihadapi secara baik. Satu hal yang ditekankan Menteri Kominfo agar inovasi digital dan teknologi tersebut harus bernilai tambah bagi tatanan ekonomi di Indonesia. “Teknologi itu diserap, tapi tidak boleh diserap itu merusak kehidupan ekonomi Indonesia. Harus dilihat bagaimana value-nya bagi kita sebagai bangsa dan negara,” katanya dalam Sharing Session Centre for Strategic and International Studies (CSIS), di Auditorium CSIS, Gedung Pakarti Jakarta Pusat.

Menteri Kominfo menegaskan setiap perubahan teknologi harus dapat dikuasai dan dipilih saat untuk mendapatkan manfaat optimum. “I’m a true proponent, a form believers of this technology changes. Ini sesuatu yang tidak bisa kita hindari! Justru how can cope with the technology changes? Buka mata kita lebar-lebar untuk perkembangan teknologi, tapi harus pilah-pilih,” tandasnya.

Lebih lanjut Menteri Rudiantara memaparkan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital melalui bentuk 31 inisiatif yang dirumuskan menjadi tujuh poin dalam Roadmap E-Commerce Indonesia. “Walau ini sebetulnya sudah agak lama, pemerintah menyiapkan 31 inisiatif yang menjadi bagian daripada Peta Jalan (Roadmap) E-Commerce Indonesia,” katanya.

Menurut Menteri Kominfo, rencana pembiayaan startup digital juga menjadi salah satu bagian dalam peta jalan tersebut. “Bagaimana pemerintah mendanai startup? Apakah mengeluarkan uang dari anggarannya sendiri seperti Thailand? Karena di Thailand, di Singapura itu dialokasikan dananya untuk startup,” paparnya seraya menjelaskan rencana pemerintah untuk melakukan pembiayaan melalui APBN, namun masih terbatas melalui anggaran belanja tahunan.

Menurut Menteri Rudiantara, salah satu upaya pemerintah dalam menyelesaikan isu pertumbuhan digital ekonomi yang lain adalah perlindungan konsumen. Ia menegaskan arti penting pendidikan untuk konsumen dalam bidang e-commerce. “Bahkan dalam konteks ini pemerintah itu termasuk advance. Indonesia itu salah satu negara yang mengeluarkan Safe Harbor Policy. Kalo tidak ada safe harbor policy, contohnya GoJek, GoFood misalnya tiba-tiba ada konsumen yang keracunan, siapa yang tanggung jawab? Harus ada batasan di mana tanggung jawab penyedia platform dengan merchant. Kalau tidak ada itu akan membuat orang ketakutan,” tandasnya.

Acara yang diselenggarakan oleh Centre for Strategic and International Studies bekerjasama dengan Plug and Play Indonesia dan PT Gan Kapital itu mengangkat tema “Inovasi Teknologi Sebagai Agenda Utama Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.” Agenda utama diskusi tersebut mencakup pembahasan arti penting inovasi teknologi dan potensi kolaborasi startup dengan korporasi besar di Indonesia. Diskusi diakhiri dengan sesi presentasi dari para pegiat startup yang tergabung dalam Program Akselerasi Plug and Play Indonesia.

 



No comments:

Post a Comment