Wednesday 25 January 2017

Dirjen IKP Ajak Bijak Bermedia Sosial untuk Jaga Budaya Indonesia

MAJALAH ICT – Jakarta. Media sosial sepeti Twitter, Facebook, dan Blog, saat ini telah menjadi wahana yang turut mewarnai wacana di ruang-ruang publik. Media sosial dianggap lebih emansipatif dan egaliter, karena dapat langsung menyuarakan pandangan individu ke ranah publik. Namun demikian, media sosial perlu digunakan dengan bijak agar tidak mengubah budaya Indonesia yang toleran dan ramah.

“Masyarakat berlomba menjadi yang tercepat dalam membagi informasi di media sosial. Terkadang tanpa cek dan ricek. Yang viral dianggap sebagai sebuah kebenaran”, jelas Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti dalam Talkshow peluncuran Seri Workshop Konten Informasi Digital (KIDi) 2017 di Grand Studio Metro TV, Rabu (25/1/2019).

Sebagai sebuah budaya baru, hadirnya media sosial ibarat pedang bermata dua. “Di satu sisi menimbulkan manfaat positif luar biasa, namun di sisi lain low-taste content yang membanjir melalui internet dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat,” lanjut Niken.

Niken menambahkan penetrasi internet yang telah menjangkau 132 juta masyarakat Indonesia harus dibarengi dengan literasi media serta tersedianya berbagai ragam dan jenis konten positif dalam jumlah memadai. “Pertumbuhan konten positif harus didorong. Pemerintah sangat concern tentang jagat maya. Jangan sampai dampak negatifnya mempengaruhi budaya Indonesia. Kita orang Timur yang toleran dan ramah,” jelas Niken

Kegiatan talkshow diisi oleh pembicara antara lain Staf Ahli Menteri Kominfo Henri Subiakto, aktivis media sosial dan blogger Witjaksono, peneliti “Drone Emprit” Ismail Fahmi dan Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong.

 



No comments:

Post a Comment